Selasa, 20 Desember 2011

proposal TAK




PROPOSAL PELAKSANAAN TERAPI AKTIFITAS
KELOMPOK (TAK) DI RUANG KUTILANG
RSJ PROVINSI JAWA BARAT




Disusun oleh :
1.      Anggita Yuda Yanti, S.Kep
2.      Eben Marnatha Zalukhu, S.Kep
3.      Endang Saprina, S.Kep
4.      Esti Nurmalita, S.Kep
5.      Utami Tri.M, S.Kep
6.      Yosiadi Hartono, S.Kep




PROGRAM PROFESI NERS VII
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2011

PROPOSAL THERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
A.    TOPIK
Topik Kegiatan : Mengenal Halusinasi dan Cara Mengontrol Halusinasi
B.     TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti terapi aktifitas kelompok diharapkan klien mampu mengenal dan mengontrol halusinasinya.
2.      Tujuan Khusus
a.       Klien mampu mengenal halusinasinya dan mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik
b.      Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara bercakap-cakap
c.       Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara beraktifitas
d.      Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara menggunakan obat sesuai program/jadwal
3.    Tujuan Hari ini
Klien mampu mengenal halusinasinya dan mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik

C.    Tinjauan Teoritis
1.      Definisi
Menurut Varcarolis, Halusinasi dapat didefinisikan sebagai terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak terdapat stimulus.
Halusinasi adalah ketidak mampuan klien untuk menilai dan berespon terhadap realita. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal dan tidak dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan. Tidak mampu berespon secara akurat sehingga tampat perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan. Dapat diambil kesimpulan bahwa halusinasi merupakan respon seseorang terdapat rangsangan yang tidak nyata (stuart dan sundeen, 1998).
2.      Tipe Halusinasi
a.       Halusinasi pendengaran
Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendenging atau suara bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebuah kata atau kalimat yang bermakna. Suara tersebut dapat dirasakan berasal dari jauh atau dekat, suara biasanya menyenangkan, menyuruh berbuat baik, tetapi dapat pula ancaman, mengejek, memaki.
b.      Halusinasi Penglihatan
Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakit organik) biasanya sering muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran, menimbulkan rasa takut akibat gambaran-gambaranyang mengerikan.
c.       Halusinasi penciuman
Halusinasi ini biasanya berupa mencium bau sesuatu bau tertentu dan dirasakan tidak enak, melambangkan rasa bersalah pada penderita. Bau dilambangkan sebagai pengalaman yang dianggap penderita sebagai suatu kombinasi moral.
d.      Halusinasi pengecapan
Walaupun jarang terjadi, biasanya bersamaan dengan halusinasi penghidung, penderita merasa mengecap sesuatu.
e.       Halusinasi perabaan
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada ulat yang bergerak dibawah kulit terutama pada keadaan delirium toksis dan skizofrenia.
3.      Tingkatan Halusinasi
a.       Tingkat I
Ø  Memberi rasa nyaman
Ø  Tingkat orientasi sedang
Ø  Unsur umum halusinasi merupakan suatu kesenangan
b.      Tingkat II
Ø  Menyalahkan
c.       Tingkat III
Ø  Mengontrol tingkat kecemasan berat
Ø  Pengalaman sensorik (Halusinasi) tidak dapat ditolak lagi
d.      Tingkat IV
Ø  Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
Ø  Klien panik
4.      Fase-fase Halusinasi
a.       Fase 1
Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan, takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah. Masalah makin terasa sulit karena berbagai stressor terakumulasi, misalnya kekasih hamil, terlibat narkoba, dihianati kekasih, masalah di kampus, penyakit, hutang, dll. Masalah terasa menekan karena terakumulasi sedangkan support system kurang dan persepsi terhadap masalah sangat buruk. Sulit tidur berlangsungnya terus-menerus sehingga terbiasa mengkhayal.
b.      Fase 2
Pasien mengalami emosi yang berlanjut seperti adanya perasaan cemas, kesepian, perasaan berdosa, ketakutan dan mencoba memusatkan fikiran pda timbulnya kecemasan. Ia beranggapan bahwa pengalaman pikiran dan sensorinya dapat ia kontrol bila kecemasannya diatur, dalam tahap ini ada kecenderungan klien merasa nyaman dengan halusinasinya.
c.       Fase 3
Pengalaman sensori klien menjadi sering datang dan mengalami bias. Klien mulai merasa tidak mampu lagi mengontrol dan mulai berupaya menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang dipersepsikan klien mulai menarik diri dari orang lain dengan intensitas waktu yang lama.
d.      Fase 4
Klien mencoba melawan suara-suara atau sensori abdonrmal yang datang, Klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berakhir. Dari sinilah dimulai fase psychotic.
e.       Fase 5
Pengalaman sensorinya terganggu, klien mulai merasa terancam dengan datangnya suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman atau perintah yang ia dengar dari halusinasinya. Halusinasi dapat berlangsung selama minimal 4 jam atau seharian bila klien tidak mendapat komunikasi terapeutik. Terjadi gangguan psikotik berat.
D.    Klien
1.      Karakteristik pasien
Ø  Klien sehat secara fisik
Ø  Klien dalam keadaan tenang, kooperatif, dan dapat berinteraksi
Ø  Klien berada di ruang Kutilang dan merupakan klien bimbingan Mahasiswa STIKes IMMANUEL
Ø  Klien yang mengalami halusinasi namun halusinasinya sudah terkontrol
2.    Proses Seleksi
Proses Seleksi dilakukang dengan cara mengobservasi klien selama beberapa hari. Pasien yang di ikut sertakan pada kegiatan TAK antara lain:
Ø  Agus S
Ø  Asep Sutista
Ø  Rohadi
Ø  Syamsir
Ø  Saipul
Ø  Ujang S
E.     Pengorganisasian
1.      Waktu
a.       Waktu: 45 menit
b.      Tempat: Ruang Kutilang RSJ Provinsi Jawa Barat
c.       Hari dan tanggal: Jumat/ 16 Desember 2011
d.      Jam: 14.00

2.      Tim Terapis:
a.       Leader : Eben Marnatha Zalukhu, S.Kep
Tugasnya:
Ø  Menyusun rencana pembuatan proposal
Ø  Memimpin jalannya therapi aktifitas kelompok
Ø  Merencanakan dan mengontrol therapi aktifitas kelompok
Ø  Membuka aktifitas kelompok
Ø  Memimpin diskusi dan therapi aktifitas kelompok
Ø  Leader memperkenalkan diri dan mempersilahkan anggota diskusi lainnya untuk memperkenalkan diri
Ø  Membacakan kontrak waktu
Ø  Membacakan tujuan therapi aktivitas kelompok
Ø  Membacakan tata tertib
Ø  Membacakan aturan main

b.      Co-leader : Yosiadi Hartono, S.Kep
Tugasnya:
Ø  Membantu leader mengorganisasi anggota
Ø  Apabila therapi aktivitas pasif diambil oleh Co-leader
Ø  Menggerakkan anggota kelompok
c.       Fasilitator : Anggita Yuda Yanti, S.Kep, Endang Saprina, S.Kep, Esti Nurmalita, S.Kep, Utami Tri.M, S.Kep
Tugasnya:
Ø  Ikut serta dalam kegiatan kelompok untuk aktif jalannya permainan
Ø  Memfasilitasi anggota dalam diskusi kelompok
d.      Observer:
Tugasnya :
Ø  Mengobservasi jalannya therapi aktifitas kelompok mulai dari persiapan, proses dan penutup.
Ø  Mencari serta mengarahkan respon klien
Ø  Mencatat semua proses yang terjadi
Ø  Memberi umpan balik pda kelompok
Ø  Melakkan evaluasi pda therapi aktifitas kelompok
Ø  Membuat laporan jalannya aktivitas kelompok

3.      Metode dan Media
a.       Metode
Ø  Dinamika Kelompok
Ø  Diskusi dan tanya jawab
b.      Media
Ø  Hp dan Speaker Musik
Ø  Sedotan dan Karet gelang
Ø  Lembar balik
Ø  Papan nama

F.     Setting Tempat
























































 















Keterangan :
: Leader
: Co-Leader
: Fasilitator
: Klien
: Observer

G.    Proses Pelaksanaan
1.      Orientasi
a.       Salam perkenalan/salam terapeutik
b.      Validasi dan menannyakan perasaan klien
c.       Kontrak waktu
d.      Penjelasan tujuan diadakan TAK dan aturan mainnya
2.      Kerja
Langkah-langkah kegiatan sebagai berikut
a.       Menggali persepsi anggota tentang halusinasi
b.      Memainkan musik dan memindahkan karet gelang melalui sedotan searah jarum jam. Sedotan di masukkan di mulut klien dan fasilitator.
c.       Pada saat musik dimatikan anggota kelompok yang mendapatkan karet gelang mendapatkan Tugas berupa pertanyaan tentang materi halusinasi
d.      Ulangi sampai semua anggota kelompok (pasien) mendapat giliran
e.       Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan
3.      Terminasi
a.       Menannyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b.      Evaluasi respons objektif (observasi perilaku klien selama kegiatan dikaitkan dengan tujuan)
c.       Tindak lanjut (apa yang dapat dilaksanakan setelah TAK)
d.      Kontrak yang akan datang (dilakukan oleh perawat ataupun mahasiswa lain)
H.    Program Antisipasi
1.      Bila anggota menghindar setiap pertemuan, maka leader harus memberitahukan anggota tersebut dan mengatur mereka berbicara langsung kepada kelompok
2.      Bila dalam kegiatan tersebut ada anggota yang membicarakan hal lain dalam diskusi, leader harus memfokuskan pembicaraan
3.      Bila ada anggota yang menggunakan kekerasan fisik, maka leader menegaskan bahwa hal tersebut tidak dikehendaki
4.      Bila ada anggota kelompok keluar dari kegiatan therapi kelompok, maka anggota kelompok yang bersangkutan harus membicarakan dengan anggota kelompok lain
5.      Bila ada anggota diskusi diam, maka fasilitator harus berberan aktif
6.      Bila ada hal-hal di luar perencanaan, maka melibatkan perawat ruangan

I.       Tata Tertib TAK
a)      Peserta bersedia mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok
b)      Peserta hadir 5 menit sebelum acara dimulai
c)      Peserta tidak boleh makan, minum, atau merokok
d)     Peserta tidak meninggalkan tempat sampai acara selesai
e)      Peserta meminta izin dengan mengacungkan tangan ketika ingin ke toilet
f)       Seluruh peserta harus bermain secara sportif
g)      Peserta harus menerima keputusan dan hasil akhir.

J.      Kriteria Evaluasi
1.      Persiapan:
a.       Therapis
1)      Identifikasi masalah klien 1-2 hari sebelum therapi dimulai
2)      Mempersiapkan sarana dan prasarana
3)      Kontrak waktu waktu dengan klien 1 hari sebelum pelaksanaan
b.      Peserta
1)      Klien siap mengikuti terapi 1 hari sebelum pelaksanaan
2)      Peserta hadir 5 menit sebelumnya
3)      Peserta mematuhi tata tertib yang telah ditentukan
2.      Proses
a.       Tepat waktu
b.      Terapis berfungsi sesuai dengan tugas dan peranan masing-masing
c.       Terapis mengantisipasi hal yang tidak dikehendaki selama therapi berlangsung
d.      Terapi dilaksanakan sesuai dengan susunan acara yang telah di tentukan
e.       Klien dapat melaksanakan atau mengikuti therapi dengan baik
3.      Hasil:
a.       Therapis dapat menyampaikan materi sesuai dengan tujuan
b.      Klien dapat menjelaskan kembali pengertian, tanda gejala, penyebab, dan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
c.       Perubahan perilaku klien setelah melakukan therapi aktivitas kelompok
Pertanyaan buat klien?
1.      Apa yang dimaksud dengan halusinasi?
2.      Halusinasi ada berapa jenis dan halusinasi apa yang anda rasakan?
3.      Sebutkan tanda dan gejala halusinasi?
4.      Bagaimana cara menghardik halusinasi yang anda rasakan dan peragakan?
5.      Peragakan cara kedua dalam melawan halusinasi yaitu bercakap-cakap?
6.      Sebutkan aktifitas kamu selama di RSJ untuk menghardik halusinasi!
7.      Sebutkan beberapa teman yang kamu kenal. Nama dan asalnya? Minimal 4 orang.
8.      Sebutkan apa perasaan kamu selama berada di RSJ?